Entri favorit

selamat datang di BLOG nya orang cerdas

sahabat-sahabati teruslah bersemangat berusaha raih cita dan angan mu setinggi mungkin dan tetaplah berprestasi serta bertawakal hanya kpd ALLAH Swt

bagaimana perasaan cinta itu?

Minggu, 13 Februari 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A Konsep Umum Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing) sesungguhnya adalah sebuah pemikiran dan pola kerja yang telah ada dan berlangsung sejak berabad-abad yang lampau, yaitu serangkaian upaya membangun masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, lebih sejahtera dan adil dari sebelumnya dengan mengacu pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya. Sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja paling tidak sudah dikenal pada masa kehidupan Lao Tse di dataran Cina, pada abad 7 sebelum Masehi.

Pada abad keduapuluh konsep dari pemikiran dan pola kerja Pengorganisasian Masyarakat tersebut menjadi populer kembali, sebagai reaksi terhadap gagasan dan praktek-praktek pembangunan atau “modernisasi” yang ternyata berujung pada terinjak-injaknya harkat kemanusiaan dan pengurasan secara dahsyat berbagai sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi ini.
Saul Alinsky dan Paulo Freire adalah sebagian dari
tokoh-tokoh
yang
mengangkat
kembali,
dan
mempraktekkan
pemikiran
dan
pola
kerja
CATATAN PERTAMA
SIMPUL BELAJAR PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
2

pengorganisasian masyarakat seiring dengan konsep yang telah dirumuskan oleh Lao Tse, walaupun terjadi perubahan-perubahan (tepatnya : penyesuaian) di tingkat teknis karena latar belakang dan kondisi masyarakat maupun jaman yang berbeda.
Sampai sekarang yang telah dikenal oleh para aktivis
Ornop
mengenai
intisari
pemikiran
dalam
Pengorganisasian Masyarakat adalah, bahwa :
1. Masyarakat memiliki daya dan upaya untuk
membangun kehidupannya sendiri.

2. Masyarakat memiliki pengetahuan dan kearifan tersendiri dalam menjalani kehidupannya secara alami.

3. Upaya pembangunan masyarakat akan efektif apabila melibatkan secara aktif seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku sekaligus penikmat pembangunan, serta
4. Masyarakat memiliki kemampuan membagi diri
sedemikian
rupa
dalam
peran
peran
pembangunan mereka.
Semangat yang mendasari pilihan atas paradigma
Lao-Tse
tersebut
pada
dasarnya

adalah mengembalikan harkat dan martabat manusia seutuhnya dalam berbagai gagasan dan proses pembangunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar