Entri favorit

selamat datang di BLOG nya orang cerdas

sahabat-sahabati teruslah bersemangat berusaha raih cita dan angan mu setinggi mungkin dan tetaplah berprestasi serta bertawakal hanya kpd ALLAH Swt

bagaimana perasaan cinta itu?

Minggu, 13 Februari 2011

F. Berkaitan dengan pertidaksamaan matematik.
Dalam Quran, dijumpai hint tentang pertidaksamaan ketika ada ayat yang menyatakan “Adakah sama antara A dan B (hal yastawi_ A wa B?), sebagaimana ditemukan dalam beberapa ayat. Tentunya, kita akan berfikiran bahwa tentu saja kemungkinan (probabilitas) ketidaksamaan jumlah antara A dan Badalah sangat besar, akan tetapi anehnya, jika kita temukan ayat yang menyatakan ketidaksamaan antara A dan B, diketahui bahwa perbedaan jumlah antara A dan Badalah TEPAT SATU.

Contoh:

[Quran 4:95]
Tidaklah sama antara “mu’min yang duduk [yang tidak ikut berperang] yang tidak mempunyai “uzur”" (al-qa_idu_n) dengan “orang-orang yang berjihad di jalan Allah” (al-muja_hidu_n) …

Jumlah kemunculan (al-qa_idu_n) / (al-qa_idi_n) = 4
Jumlah kemunculan (al-muja_hidu_n) / (al-muja_hidi_n) = 3

[Quran 6:50]
.. Apakah sama “orang yang buta” (al-a’ma_) dengan “orang yang melihat” (al-bashi_r)? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?

Jumlah kemunculan (al-a’ma_) = 8
Jumlah kemunculan (al-bashi_r) = 9

[Quran 13:16]
.. Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah “gelap gulita” (adz-dzuluma_t) dan “terang benderang” (an-nu_r) …

Jumlah kemunculan (adz-dzuluma_t) = 14
Jumlah kemunculan (an-nu_r) = 13

Ada sedikit kejanggalan terhadap fenomena ini di Quran 5:100, yang dijelaskan sebagai berikut :

[Quran 5:100]
.. :Tidak sama “yang buruk” (al-khabi_ts) dengan”yang baik” (at-thayyib), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, …

Catat akhir ayat di atas, bahwa:
“banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, … ”

Ternyata, jumlah kata (al-khabi_ts) dengan (at-thayyib) adalah SAMA, yaitu 7 kali kemunculan. Penjelasan dari kejanggalan ayat ini ditemukan di Quran 8:37 yang menyatakan :

[Quran 8:37]
Supaya Allah memisahkan yang buruk daripada yang baik, dan “supaya Dia meletakkan yang buruk, sebahagiannya di atas sebahagian yang lain”, …
Di ayat ini, dikatakan bahwa Dia meletakkan “yang buruk” (al-khabi_ts) sebahagian di atas sebahagian yang lainnya, sehingga jumlahnya seakan-akan bertambah (seakan-akan sama, yakni sama-sama muncul 7 kali).

Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk seperti terlihat di atas.

2. Adanya pemberitaan ghaib di dalamnya

Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa “Badan Fir’aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut.” Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun S.M.

Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir’aun tersebut.

Apa yang ditemukannya..? adalah satu jasad Fir’aun utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). Mungkinkah ini?

Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir’aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini.

3. Isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya

Banyak sekah isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahwa “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)” (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena mereka hanya bagaikan “ladang” (QS 2:223); dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini.

Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang Maha Mengetahui.?

Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjukNya.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar